Kalau Anda pernah menikmati croissant yang rasanya begitu buttery, teksturnya renyah berlapis-lapis, dan aromanya menggoda sejak keluar dari oven—besar kemungkinan Anda sedang mencicipi artisan pastry.
Tapi… sebenarnya apa sih artisan pastry itu? Dan kenapa banyak yang menyebutnya berbeda dari pastry biasa?
Di artikel ini, kita bahas bareng yuk. Buat Anda yang suka pastry atau pemilik kafe yang ingin menyajikan produk terbaik, ini bisa jadi insight yang menarik.
Apa Itu Artisan Pastry?
Artisan pastry adalah jenis pastry yang dibuat dengan pendekatan tradisional, mengutamakan kualitas, ketelatenan, dan keahlian tangan manusia. Bukan sekadar soal bahan ya, tapi juga bagaimana adonan dirawat, dibentuk, dan diproses—semua dilakukan dengan sentuhan personal.
Kalau biasanya pastry industri dibuat cepat dengan mesin dan resep instan, artisan pastry justru sebaliknya. Ia hadir dari proses yang tidak instan. Ada waktu, dedikasi, dan cinta di balik setiap lapisannya.
Ciri-Ciri Artisan Pastry: Apa yang Bikin Beda?

Berikut beberapa ciri utama artisan pastry yang bikin rasanya beda:
- Menggunakan bahan berkualitas tinggi – butter Eropa, tepung terpilih, dan bahan tanpa tambahan perisa atau pengawet.
- Proses fermentasi alami – nggak pakai ragi instan, tapi mengandalkan levain atau sourdough starter yang dirawat bertahun-tahun.
- Handmade, bukan massal – mulai dari laminasi (pelapisan adonan dan butter), shaping, hingga finishing, semua dikerjakan oleh tangan manusia.
- Hasilnya nggak selalu 100% seragam, tapi justru itu yang membuatnya punya karakter dan rasa yang lebih hidup.
Artisan vs Non-Artisan: Bedanya di Mana?
Pastry non-artisan umumnya dibuat dalam jumlah besar dan cepat. Gunakan premix atau adonan siap pakai. Teksturnya tetap renyah, tapi rasanya cenderung “datar” karena nggak ada proses fermentasi alami atau penggunaan bahan segar.
Sementara artisan pastry punya proses lebih panjang dan detil. Memang sih, hasilnya nggak selalu secepat produksi pabrik. Tapi dari segi rasa, aroma, dan lapisan tekstur—beda banget.
Imah Kopi: Artisan Meski Produksi Banyak
Nah, ini yang sering jadi pertanyaan:
“Kalau produksinya banyak, apa masih bisa dibilang artisan?”
Jawabannya: bisa banget. Imah Kopi adalah contohnya.
Meskipun kami memproduksi ribuan pastry per hari untuk dikirim ke berbagai kafe, resto, dan hotel, setiap produk kami tetap dibuat dengan prinsip artisan.
📍 Tanpa ragi instan
Seluruh pastry Imah Kopi—termasuk croissant-nya—menggunakan sourdough alami yang sudah dirawat lebih dari 10 tahun. Ini bukan starter instan yang baru dibuat kemarin sore, tapi hasil fermentasi aktif yang sudah stabil dan berkarakter.
📍 Diproses oleh baker berpengalaman

Mulai dari laminasi (proses melipat adonan dan butter untuk menciptakan lapisan), shaping, sampai baking—semua masih melibatkan tangan baker kami. Ada kepekaan yang hanya bisa dirasakan lewat pengalaman.
📍 Kapasitas besar, kualitas tetap artisan
Kami memang punya sistem produksi yang rapi dan kapasitas besar. Tapi di balik jumlah itu, tetap ada sentuhan manusia, proses pengawasan ketat, dan rasa hormat terhadap bahan baku yang digunakan.
Kenapa Artisan Pastry Layak Dicoba (dan Dijual)?

✅ Rasanya lebih kompleks, karena fermentasi alami memberi aroma dan rasa yang khas.
✅ Teksturnya lebih lembut dan berlapis sempurna—flaky tapi nggak kering.
✅ Konsumen zaman sekarang makin menghargai produk berkualitas, bukan sekadar kenyang.
✅ Menambah nilai jual untuk brand kafe Anda. Menawarkan artisan pastry bisa memberi kesan “lebih niat”, “lebih enak”, dan “beda dari yang lain.”
Penutup
Jadi, artisan pastry itu bukan soal jumlah, tapi soal pendekatan. Soal cara kami memperlakukan adonan dengan sabar. Soal bagaimana kami percaya, roti yang enak datang dari proses yang jujur.
Dan itulah kenapa, meskipun Imah Kopi bisa produksi banyak, kami tetap memilih jalan artisan. Karena buat kami, rasa nggak boleh asal. Lapisan demi lapisan harus punya cerita.
🍞 Tertarik menyajikan artisan pastry di kafe Anda?
Klik tombol di bawah untuk kerja sama wholesale bersama Imah Kopi.
Kami siap jadi partner pastry Anda yang andal—tanpa ribet produksi sendiri.