Pernah nggak sih, Anda lagi duduk santai, menggigit croissant yang flaky dan wangi, lalu mikir… “Kok bisa ya, pastry seenak ini jadi sarapan favorit orang se-dunia?”
Yup, croissant bukan sekadar camilan kekinian yang Instagrammable. Di balik teksturnya yang berlapis-lapis itu, ada cerita panjang yang penuh sejarah — dan tentu saja, inovasi rasa yang terus berkembang.
Dari Wina, Bukan Paris
Banyak orang mengira croissant berasal dari Prancis. Tapi tahukah Anda, bentuk bulan sabit khas croissant justru terinspirasi dari roti asal Austria bernama kipferl?
Konon, cerita paling populer datang dari tahun 1683, saat pasukan Ottoman menyerbu kota Wina. Para pembuat pastry yang bekerja di bawah tanah mendengar suara aneh dari aktivitas penggalian musuh. Mereka memberi peringatan, dan kota pun terselamatkan. Untuk merayakan kemenangan, dibuatlah roti berbentuk bulan sabit—lambang dari bendera Ottoman waktu itu.
Pastry ini kemudian dibawa ke Prancis oleh Marie Antoinette, dan seiring waktu, teknik pembuatannya mengalami transformasi besar: dari roti padat jadi croissant lembut dengan lapisan-lapisan tipis, berkat teknik laminasi khas Prancis.
Lebih dari Sarapan

Di Prancis, croissant bukan cuma makanan—tapi bagian dari gaya hidup, terutama sarapan. Bayangkan pagi-pagi, duduk di kafe kecil, segelas kopi panas, dan satu croissant hangat… Pagi langsung terasa lebih lengkap, ya?
Tapi bukan cuma di Prancis. Croissant menyebar ke seluruh dunia dan berkembang jadi banyak versi. Ada yang diisi cokelat, almond, bahkan dipadukan dengan rasa lokal. Mungkin Anda juga pernah coba croissant dengan macam-macam topping yang kekinian?
Lalu, Apa Istimewanya Croissant Sourdough?
Mungkin Anda bertanya-tanya, “Apa bedanya croissant biasa dengan croissant sourdough?”
Jawabannya ada di adonan dasarnya. Croissant sourdough dibuat dari fermentasi alami, tanpa ragi instan. Hasilnya?
- Rasanya lebih kompleks dan aromatik
- Lebih ringan dan empuk di dalam
- Lebih ramah untuk pencernaan
Dan kalau dibuat dengan teknik yang benar, lapisannya tetap flaky seperti croissant pada umumnya—bahkan kadang lebih tahan lama tanpa bahan pengawet.
Croissant Artisan ala Imah Kopi

Di Imah Kopi, kami percaya bahwa croissant bukan cuma soal bentuk dan rasa, tapi juga soal pengalaman.
Kami membuat croissant artisan berbasis sourdough dengan fermentasi panjang dan teknik laminasi yang presisi. Teksturnya ringan dan renyah, dengan aroma khas sourdough yang bikin nagih.
Dan karena lidah Indonesia itu unik, kami hadirkan varian rasa yang nggak cuma enak—tapi juga akrab:
- Almond Croissant – klasik Eropa yang selalu jadi favorit
- New York Cheesecake Croissant – isi krim cheesecake dan milk crumbles
- Chocochips Crookieze – croissant dengan chocochips cookie di luar dan dalam
- Double Cheese Croissant – creamy cheddar di dalam, taburan keju di luar
- …dan masih banyak varian yang kami kembangkan sesuai selera lokal
Coba Croissant Artisan Kami
Kalau Anda penasaran dan ingin langsung coba croissant artisan kami, silakan mampir ke showroom & café Imah Kopi di Lembang. Suasananya tenang, dan croissant-nya selalu fresh from the oven.
Untuk Bisnis? Kami Siap Support
Anda pemilik café, restoran, atau hotel?
Kami juga menyediakan layanan wholesale untuk B2B, dengan kualitas produk yang stabil, harga yang masuk akal, dan varian yang bisa disesuaikan kebutuhan bisnis Anda.
Kami paham bahwa untuk bisnis kuliner, konsistensi rasa itu krusial. Karena itu, setiap batch croissant kami dibuat dengan standar artisan yang terukur dan bisa diandalkan.
Kata Mereka yang Sudah Coba
“Teksturnya flaky, rasanya enak banget, dan nggak bikin enek. Croissant-nya terasa beda, cocok buat camilan saat santai.” – MD, Customer B2C
Mau ngobrol langsung dengan tim kami? Klik tombol di bawah untuk tanya-tanya soal varian, cara pemesanan, atau kebutuhan supply croissant untuk bisnis Anda.